Minggu, 31 Oktober 2010

MANAJEMEN PENCEGAHAN INFEKSI DALAM MEMPROSES LINEN

DEFINISI

a. Deterjen. Bahan pembersih yang membuat antimicrobial hilang. Deterjen (cair atau bubuk) komposisinya terdiri dari hidropilik (larut dalam air) dan lipopilik (melarutkan lemak) dan terbagi menjadi empat jenis ; aniotik, kationik, ampoterik, dan deterjen nanionik.
b. Linen. Bahan-bahan dari kain yang digunakan dalam fasilitas perawatan kesehatan oleh staf rumah tangga (kain tempat tidur dan handuk), staf pembersih (kain pembersih, gaun dan kap), personel bedah (kap, masker, baju cuci, gaun bedah, drapeas, dan pembungkus), serta staf di unit khusus seperti ICU dqan unit-unit lain yang melakukan prosedur medik infasif (seperti anestiologi, radiology, atau kardiologi)
c. Linen kotor atau yang terkontaminasi (istilah digunakan bergantian). Linen dari berbagai sumber di rumah sakit atau kinik yang dikumpulkan dan dibawa ke londry/binatu untuk diproses. Semua bahan, tidak perduli kelihatannya kotor atausudah dipakai dalam prosedur bedah, harus dicuci dan dikeringkan. Sekalipun masih terbungkus dan belum dipakai, kain steril harus dicuci sebelum dilakukan sterilisasi.
d. Pemilihan (sorting). Proses pemeriksaan dan pengeluaran benda asing kadang-kadang benda berbhaya (seperti; benda tajam, pecahan gelas) dari linen kotor sebelim pencucian. Langkah ini sangat penting karena linen kotor dari kamar bedah atau kinik kadang-kadang mengandung benda-benda tajam (seperti skalpel,gunting tajam, jarum suntik dan jahit, dan jepitan handuk)
e. Perlukaan kerja atau infeksi. Suatu perlukaan atau infeksi yang didapat oleh staf pelayanan kesehatan selagi melakukan tugasnya yang biasa.
f. Sabun dan deterjen (istilah digunakan bergantian). Produk pembersih (batangan, cair atau bubuk) mnurunkan tegangan permukaan sehingga membantu mengeluarkan kotoran, debu,dan mikroorganisme sementara dari tangan sabun biasa memerlukan gosokan sampai mengilangkan mikroorganisme sevara mekanis. Sabun antiseptik (antimikrobial)juga membunuh atau menghambat pertumbuhan kebanyakan mikroorganisme.

MEMPROSES LINEN

Memproses linen terdiri dari semua langkah yang diperlikan untuk mengumpulakan, membawa,dan memilih (menyortir) linen kotor dsan membinatu (mencuci, mengeringkan, melipat, atau membungkus), kemudian menyimpan dan mentribusikannya. Memproses linen secara linen dari berbagai sumber merupakan suatu proses yang rumit.staf yang ditugasi mengumpulkan, membawa dan memilih linen kotor harus sangat berhati-hati. Mereka harus memakai pakaian tebal atau sarung tangan rumah tangga untuk mengurangiresiko perlukaan oleh jarum atau benda tajam, termasuk pecahan gelas. Staf yang bertanggung jawab terhadap pencucian barang kotor harus memakai sarung tangan rumah tangga, alat pelindung mata, apron plastik atau karet.
Prinsip dan langkah utama dalam memrpses linen
• Staf rumah tangga atau binatu harus memakai sarung tangan dan alat pelindung pribadi lainnya apabila mengumpulkan, menangani, membawa, memilih, dan mencuci linen kotor
• Kalau mengumpulkan dan membawa linen kotor, tangani sedikit mungkin dan dengna kontak minimum untuk mencegah perlikaan dan penyebaran , mikroorganisme
• Anggap semua bahan kain (umpamanya kain bedah, gaun dan pembungkus) yang telah dipakai untuk suatu prosedur sebagai infeksikus. Sekalipun tidak tampak adanya kontaminasi, bahan itu harus dibinatu
• Bawa linen kotor dalam kontainer yang tertutup atau kantong plasitk untuk mencegah keterceceran, dan dibatasi linen kotor itu dalam area tertentu sampai dibawa ke binatu
• Pilih dengan hati-hati semua linen di area binatu sebelum dicuci. Jangan mulai memilih (presort) atau mencuci linen pada saat mau dipakai





2.3 PENGGUNAAN PERLENGKAPAN PERLINDUNGAN DIRI
Perlengkapan perlindungan diri yang dianjurkan dalam pemrosesan linen
Jenis PPD Kapan dipakai
Sarung tangan (lebih baik sarung tangan yang digunakan dalam rumah tangga) dan sepatu tertutup yang melindungi kaki dari kejatuhan benda (tajam), darah yang terciprat, dan duh tubuh • Menangani larutan desinfektan
• Mengumpulkan dan menangani linen kotor
• Membawa linen kotor
• Memilih nlinen kotor
• Mencuci linen kotor dengan tangan
• Memesukkan linen ke dalam mesin cuci
Apron plastik atau karet dan kacamata pelindung • Memilih kain kotor
• Mencuci linen kotor dengan tangan
• Memasukkan linen kedalam mesin cuci

2.4 MENGUMPULKAN, MEMBAWA, DAN MEMILIH LINEN
a. Mengumpulkan dan membawa
Setelah prosedur medis dan bedah invasif atau selagi mengganti linen di kamar pasien:
• Kumpulkan linen bekas pakai dalam kantong kain, kantong plastik, atau kontainer yang ada tutupnya. Kalau linen terkontaminasi berat dengan darah atau caitan tubuh, dengan hati-hati gulungkan area yang terkontaminasiitu ke pusat linendan ditempatkan pada dalam kantong yang tahan bocor atau kontainer dengan penutup
• Kantong kain biasanya cukup untuk kebanyakan linen untuk merawat pasien . kantong memerlikan proses yang sama seperti isinya
• Tangani linen kotor sedikit mungkin dan jangan dikocok, untuk mencegah penyebaran mikroorganisme ke skitarnya, personel, dan pasien lain
• Tidak perlu memekai kantong kantong dobel atau menggunakan perlindungan lain untuk membawa linen dari pasien yang diisolasi
• Jangan memilih atau mencuci linen kotor di area perawatan pasien
• Kumpulkan dan bawa linen kotor seusai setiap prosedur, setiap hari, atau kalau diperlukan dari kamar pasien
• Bawa linen kotor yang terkumpul dalam kantong tahan bocor, kontainer dengan penutup, atu kereta yang tertutup ke arah pemrosesan setiap hari atau lebih sering sebagaimana diperlukan
• Bawa kain kotor dan kain bersih secara terpisah. Kalau ada kereta atau kontainer lain untuk linen kotor dan bersih harus ditandai dengan sangat jelas. Kalau tidak, bersihkan seluruh kontainer dan kereta yang dipakai untuk membawa linen kotor sebelum dipakai untuk membawa linen bersih
b.Memilih linen kotor
Area untuk memilih linen kotor harus terpisah dari area lainnya seperti yang dipakai untuk melipat dan memilih linen bersih, area perawatan pasien dan area penyediaan makan. Disamping itu, harus cukup ventlasi dan pembatas fisik (dinding) antara area linen bersih dan linen kotor
g. Pemilihan linen secara aman itu sangat penting sekali. Pemilihan harus dilakukan secara cermat karena linen yang kotor (duk yang lebar dan duk yang kecil/lap/handuk) dari kamar bedah atau area prosedur lainnya tidak jarang mengandung barang tajam (seperti skalpel,gunting tajam, jarum suntik dan jahit, dan jepitan handuk yang tajam).selain itu, dari pembersihan kamar tidur psaien dapat diperoleh kasa yang kotor atauyang terkena darah atau dibasahi dengan cairan tubuh lainnya. Barang-barang ini harus ditangani secara cermat dengan memakai sarung tangan pelindung

APNEA TIDUR ATAU MENDENGKUR

Tidur adalah kebutuhan manusia paling pokok yang merupakan sebuah proses fundamental. Tidur didefinisikan sebagai kondisi pelepasan perseptual dari lingkungan yang bersifat sementara dan dapat berulang.
Rata-rata orang meluangkan 6 hingga 8 jam per hari untuk tidur, meski ada juga yang tidur hingga 10 jam per hari atau justru cukup 4 jam per hari. Berarti kita meluangkan hampir sepertiga hari, atau sepertiga hidup, kita untuk tidur, kendati banyak dari kita tidak pernah memikirkan hal tersebut.

Definisi Apnea tidur atau mendengkur

Apnea Tidur berarti pernapasan abnormal selama tidur; "apnea" berarti "tanpa napas" dan mengacu kepada perhentian yang panjang di antara napas. Merupakan gangguan tidur umum yang sangat mengherankan. Karena apnea biasanya menyebabkan kesadaran sedikit, dengan adanya gangguan ini maka akan merampas orang dari tidur yang nyenyak, terus-menerus dan menyegarkan. Juga menyebabkan turunnya tingkat oksigen di dalam darah, yang dapat menyebabkan perubahan pada tekanan darah dan ketegangan pada jantung dan paru-paru. Mereka yang menderita Apnea Tidur juga sering mendengkur. Apnea tidur obstruktif merupakan kelainan tidur yang paling umum. Dampaknya terlihat pada tidur yang terganggu, sering terjaga dan kualitas tidur yang rendah.
Obstructive Sleep Apnea (henti nafas saat tidur) adalah gangguan tidur yang ditandai dengan tidur mendengkur (ngorok) dan rasa kantuk berlebih. Dengan penanganan yang tepat, OSA dapat diatasi.
Henti nafas terjadi sebagai akibat dari menyempitnya jalan nafas atas saat tidur. Akibatnya, kadar oksigen dalam darah menurun dan akan memicu otak untuk terbangun sejenak (micro arousal) tanpa terjaga. Ini akan memotong proses tidur sehingga kualitas tidur menjadi buruk. Tak heran jika penderitanya cenderung mengantuk di siang hari.

Penyebab apnea tidur

Dalam Apnea Tidur obstruktif, yang merupakan jenis yang paling umum, pasien berusaha bernapas tetapi tidak bisa karena adanya hambatan jaringan di saluran napas bagian atas yang lebih kentara sewaktu pasien berbaring, atau dari relaksasi otot selama tidur nyenyak. Hambatan ini dapat merupakan jaringan yang berlebihan, dan juga dari anatomi yang tidak sepadan di saluran napas bagian atas.
Mendengkur disebabkan karena getaran jaringan lunak berlebihan di saluran napas bagian atas, biasanya langit-langit lunak dan uvula. Karena baik mendengkur maupun Apnea Tidur obstuktif dapat disebabkan oleh jaringan yang berlebihan, banyak pasien mempunyai keduanya, tetapi sekali lagi biasanya ini tak berkaitan. Baik Apnea Tidur dan mendengkur dapat disebabkan atau diperburuk oleh posisi tidur; biasanya keduanya bertambah buruk apabila tidur tengadah.


Patuh fisiologi

Apnea Tidur sering menyebabkan gangguan pada pola tidur. Orang biasanya tidak bangun sepenuhnya, jadi sering tak menyadari keparahan gangguan tidur. Gangguan dalam tidur nyenyak ini menyebabkan sangat ngantuk yang berbahaya selama siang hari. Selain itu, Apnea Tidur mungkin terkait dengan masalah jantung dan paru-paru termasuk tekanan darah tinggi. Tingkat kematian dari semua penyebab juga lebih tinggi pada pasien dengan Apnea Tidur obstruktif yang sedang sampai parah.
Kondisi ini serupa dengan yang dalam patofisiologi disebut, dan yang sering kita dengar sehari-hari sebagai, kurang tidur. Saat siang hari, pasien merasa mengantuk berlebihan, konsentrasi rendah, daya ingat turun dan mudah marah. Dalam jangka panjang kondisi ini memiliki konsekuensi medis seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke dan kematian mendadak selagi tertidur

Penatalaksanaan

Ada beberapa pilihan pengobatan untuk Apnea Tidur. Masing-masing pilihan mempunyai manfaat dan kerugiannya, dan pengobatan mempunyai berbagai tingkat keberhasilan dan tingkat kepuasan pasien. Pilihan-pilihan pengobatan adalah sebagai berikut:
• Mengurangi berat badan
• CPAP (Continuous Positive Airway Pressure/Tekenan Saluran Napas Positif terus menerus). Keduanya dikenakan selama tidur dan digunakan melalui masker kecil atau bantal hidung yang disambungkan ke mesin penekan
• Modifikasi posisi tidur.
• Peralatan mulut dan gigi. Peralatan yang dibuat khusus ini dapat membantu menahan rahang dan lidah pada posisi yang mencegah penyumbatan saluran pernapasan
• Pembedahan.

Jumat, 29 Oktober 2010

PENGARUH KESEHATAN TERHADAP IBADAH


PENGARUH KESEHATAN TERHADAP IBADAH
Manusia terdiri dari 2 unsur yang terdiri atas jasmani dan rohani, kedua unsur tersebut saling terkait, saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Dikarenakan apabila salah satu unsur ada yang terganggu maka keseimbangan didalam kehidupan akan terganggu juga.
Di dalam kegiatan sehari-hari manusia sehari-hari manusia sering kali dihadapkan berbagai macam masalah dari hal yang paling kecil sampai yang paling besar, dari yang simple sampai yang paling rumit dan kompleks. Yang bisa menyebabkan atau menimbulkan sebab-sebab gangguan kejiwaan, oleh karena itu banyak media-media sebagai sarana solusi untuk mengatasi masalah-masalah dalam kejiwaan. Macam-macam media yang berkembang saat ini, antara lain: Psikologi, terapi kejiwaan, yoga, dll.
Secara psikis, ibadah sangat cocok sebagai mediator dalam merileksasikan dan menentramkan kejiwaan. Definisi ibadah menurut pengamatan saya yang dilihat dari segi riilnya, ibadah yaitu sebagai kegiatan-kegiatan kerohanian yang dilakukan oleh umat islam maupun umat beragama lainnya untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Tapi pada kenyataannya walaupun ibadah terkesan hanya untuk mendapatkan pahala atau untuk sekedar menjalankan kewajiban sebagai umat beragama. Tetapi disisi lain saya melihat umat beragama yang beribadah hanya sebagai sarana rileksasi, dikarenakan dalam ibadah bisa mengembalikan pikiran dan stamina yang sudah terpakai karena kegiatan rutinitas sehari-hari, sehingga pikiran menjadi normal kembali dan hati menjadi tenang, serta membuat manusia lebih bersemangat menjalankan kegiataan rutinitas sehari-hari.
Karena ini pelajaran tentang masail fiqh, jadi saya mengambil dua sample ibadah sebagai sarana kesehatan dari ajaran agama Islam, yaitu shalat dan puasa. walaupun masih banyak Ibadah-ibadah yang lain yang bisa dijadikan sebagai pembahasan.
SHALAT
Salat memang merupakan bagian dari perintah Allah kepada orang-orang yang beriman. Dengan mengingat Allah, kita pun membuka jalan untuk keluar dari segenap persoalan atau masalah yang kita hadapi. Allah adalah Sang Maha Penolong. Segala sesuatu adalah mudah bagi-Nya. Kita sendiri adalah dalam kekuasaan-Nya dan akan berpulang kepada-Nya. Dengan mengingat Allah dalam salat, kita menyadarkan diri kembali akan ’fakta-fakta’ ini; kita menyadarkan diri kembali akan kebesaran Allah, sehingga kita melihat segenap masalah yang kita hadapi adalah kecil dan mudah di hadapan Allah. (Ingat, dalam salat, kita mengulang-ulang ucapan Allâhu akbar, yang berarti: Allah Mahabesar; segala sesuatu yang ada di dunia ini kecil, dan Allahlah Yang Besar). Oleh karena itu, menjalankan salat sebenarnya juga berarti membuka jalan bagi datangnya pertolongan.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan kesabaran dan salat. (al-Baqarah [2]: 45; lihat pula ayat 153).
Salat dengan demikian menjadikan muslim lebih siap menghadapi hidup dan problematikanya dibanding sebelumnya. Kesiapan ini terwujud salah satunya karena aktivitas mengingat Allah itu membuat hati kita tenteram.
أَلاَبِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram. (al-Ra‘d [13]: 28).
Pada sisi lain, ketenteraman hati ini sangatlah bermanfaat bagi kesehatan psikis kita. Berbagai penyakit mental orang zaman sekarang acap kali adalah dampak dari hilangnya perasaan tenteram di hati mereka. Melalui salat, ketenteraman ini bisa kita peroleh. Wajar bila para pakar ilmu jiwa berhasil menunjukkan berbagai pengaruh positif aktivitas menjalankan salat terhadap kesehatan mental pelakunya.
Kesehatan psikis telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik. Ini berarti aktivitas salat juga akan berdampak secara tidak langsung pada kesehatan tubuh kita. Akan tetapi, para pakar kesehatan pun telah menunjukkan bahwa salat (terutama gerakan-gerakan salat) memiliki pengaruh-langsung yang nyata pada kesehatan jasmani. Dengan demikian, salat itu menyehatkan—tidak saja bagi kondisi kejiwaan, namun pula bagi kondisi badan. Kesehatan raga dan jiwa yang seimbang tentu akan memudahkan orang untuk menghindari perbuatan-melanggar-batas dan kemungkaran (sehingga salat memang benar mencegah orang dari fakhsyâ’ dan munkar [sesuai surah al-‘Ankabût ayat 45]).
PUASA
Menjalankan ibadah puasa adalah sebuah kewajiban bagi umat muslim, namun jika dilihat dari sisi kesehatan dibalik nilai ibadah yang dijalankan sebulan penuh tiap tahun ini, juga tersimpan banyak manfaat. Kesehatan merupakan nikmat yang tidak dapat dinilai dengan harta benda. Untuk menjaga kesehatan, tubuh perlu diberikan kesempatan untuk istirahat. Puasa, yang mensyaratkan pelakunya untuk tidak makan, minum, dan melakukan perbuatan-perbuatan lain yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani pelakunya.
Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi, belum tentu baik untuk kesehatan seseorang. Kelebihan gizi atau overnutrition mengakibatkan kegemukan yang dapat menimbulkan penyakit degeneratif seperti kolesterol dan trigliserida tinggi, jantung koroner, kencing manis (diabetes mellitus), dan lain-lain.
Pengaruh puasa terhadap kesehatan jasmani meliputi berbagai aspek kesehatan, diantaranya yaitu:
1. Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan. Pada hari-hari ketika tidak sedang berpuasa, alat pencernaan di dalam tubuh bekerja keras, oleh karena itu sudah sepantasnya alat pencernaan diberi kesempatan untuk istirahat.
2. Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi). Dengan puasa, berarti membatasi kalori yang masuk dalam tubuh kita sehingga menghasilkan enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang bersifat racun dan karsinogen dan mengeluarkannya dari dalam tubuh.
3. Menambah jumlah sel darah putih. Sel darah putih berfungsi untuk menangkal serangan penyakit sehingga dengan penambahan sel darah putih secara otomatis dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
4. Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh.
5. Memperbaiki fungsi hormon, meremajakan sel-sel tubuh.
6. Meningkatkan fungsi organ tubuh.
Kesimpulan :
1.  Dalam melakukan Ibadah banyak hikmah yang kita ambil manfaatnya bagi kesehatan kita.
2. ibadah bukan hanya semata-semata untuk Allah atau sekedar mendapatkan pahala, tetapi Ibadah bisa sebagai mediator dalam kesehatan.
3.             Percayalah yang kita lakukan adalah ikhlas dengan setulus hati dan tanpa ada paksaan didalam hati ketika beribadah, dikarenakan apabila kita menjalankan suatu Ibadah dengan adanya paksaan, kita tidak akan merasakan hasil atau dampak dari Ibadah iru sendiri.

METODOLOGI ASUHAN KEBIDANAN STUDI KASUS SEMU INC


2.5.1 Definisi
- Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar (Wikmosastro, 1991:180)
- Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi pembukaan servik serta pengeluaran janin dan plasenta dari uterus ibu


2.5.2  Mekanisme Persalinan
1. Enggagement
- Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan
- Multi para terjadi pada permulaan persalinan


2. Discent (turunya kepala)
Turunnya kepala atau presentasi pada inlet disebabkan oleh :
- Tekanan cairan ketuban
- Tekanan langsung oleh fhundus uteri
- Kontraksi diafragma dan otot perut (Kalla II)
- Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus


3. Fleksi
Majunya kepala : kepala mendapat tahanan dari cervik, dinding panggul dan dasar panggul


4. Internal Rotasi (Putaran paksi dalam)
Bagian terendah memutar kedepan, ke bawah simpisis


5. Ekstensi
Defleksi kepala : mengarah ke depan dan ke atas

6. Eksternal Rotasi (Putaran paksi luar)
Setelah kepala lahir memutar kembali kea rah punggung bayi

7. Expulsi
Bahu depan dibawah simpisis, lahir bahu belakang, bahu depan, dan badan

2.5.3 Faktor-faktor yang penting dalam persalinan
- Pasenger : Besarnya anak, presentasi dan posisi
- Pasagway : Bentuk dan ukuran panggul
- Power : Kontraksi uterus (kekuatan, lama, dan frekuensi), tenaga ibu untuk mengedan
- Plasenta : Tempat insersi plasenta
- Psikologi : Perubahan psikologis yang terjadi

2.5.4 Kalla Persalinan
1. Kalla I
- Waktu pembukaan servik sampai lengkap (± 10 cm)
- Pada primipara biasanya berlangsung 6-18 jam, dimana setiap jam pembukaan bertambah ± 1cm, pada multipara 2-10cm pembukaan ± 1cm dalam 30 menit
- Beberapa yang harus dimonitor pada kalla I adalah :
Keadaan ibu
Pembukaan servik yaitu pembesaran ostinum eksterna sampai 1-10cm. Pada pembukaan lengkap tidak teraba lagi bibir postio, segmen bawah rahim, servik dan vagina menjadi satu saluran
a. Fase pada kalla I
• Fase Laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, pembukaan dari 0-3 cm, biasanya dalam waktu 7-8jam
• Fase Aktif
Biasanya berlangsung ± 6 jam, dibagi atas beberapa periode:
- Periode Akselerasi : Pembukaan servik 3-4 cm (biasanya selama 2 jam
- Periode dilatasi maksimal : Pembukaan 4-9 cm (biasanya selama 2 jam)
- Periode deselerasi : Pembukaan 9-10 cm (biasanya 2 jam)
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembukaan kalla I
- Otot-otot servik menarik rahim
- Segmen bawah servik diregang oleh isi abdomen
- Ketuban sewaktu kontraksi, menonjol ke kanalis servikalis dan bila ketuban sudah pecah dan dorongan kepala janin

c. Kontraksi Uterus
Pada awalnya tidak begitu kuat, biasanya dorong setiap 10-15 menit, yang lama-kelamaan menjadi kuat dan jaraknya yang lebih pendek

d. Pemeriksaan Leopold
• Leopold I : Menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang terdapat di fundus
• Leopold II : Menentukan dimana letak punggung anak dan dimana letak bagian terkecil
• Leopold III : Menentukan apa yang terdapat dibagian bawah dan apakah sudah masuk pada PAP
• Leopold IV : Menentukan apa yang normal bagian bawah dan sudah berapa masuknya bagian bawah ke dalam PAP

e. Turunnya Kepala Janin
- Hodge I : Kepala turun setinggi PAP
- Hodge II : Kepala turun setinggi pinggir bawah simpisis
- Hodge III : Kepala turun setinggi spina ischiadika
- Hodge IV : Kepala turun setinggi os cogsegis

f. Station
- Fiqating : Bagian presentasi diatas inlet -4,-5
- Fixed : -3, -2, -1
- Engaged ukuran terbesar bagian terendah setinggi spina ischiadika : 0
- Mid platul : Antara inlet bagian terendah panggul : +1, +2, +3
- Pada perineum : +4, +4

g. Posisi dan Presentasi
Posisi : hubungan presentasi dengan kanan atau kiri ibu
- Cephalik presentasi : Occiput
- Breceh presentasi : Sacrum
- Face presentasi : Dagn
- Transperse presentasi : Scapula
- Bach Cephalik presentasi : Ubun-ubun kecil

h. Teknik Meneran
- Menurut codayra-barela
1. Meneran secara pendek tidak lebih dari 6-7 detik
2. Meneran waktu ada dorongan setiap his meneran 3-5 kali
3. Meneran dengan membuka glottis dan sedikit menghembus

- Cara Klasik
Ibu disarankan meneran setiap ada his

- Cara Semi Fowler
1. Jika ada kontraksi kepala dan bahu diangkat 45¬¬¬0C
2. Uterus mulai berkontraksi, paha ditarik kearah abdomen, tangan merangkul paha dan bawah lutut
3. Meneran pendek 5 detik dengan membuka glottis, menarik nafas sebelum mengedan dihindari
4. Menarik pada lutut dengan menempel pada dada menguatkan dorongan diafragma dan otot perut

5. Diluar his, tungkai diluruskan untuk mengurangi tekanan pada pangkal dan relaksasi dasar panggul

2. Kalla II
a. Kalla pengeluaran hasil konsepsi
b. Penatalaksaaan kalla II
1) Observasi tanda-tanda kalla II seperti: His makin kuat, lama dan sering, perdarahan meninkat, timbul deflek meneran seperti: ingin BAB, anus meregang, kepala tampak divulva, perineum meregang dan vulva membuka
2) Monitor DJJ : normal 120-140x/menit
3) Bantu persalinan, lakukan episiotomi jika ada indikasi
4) Merapihkan bayi dan menilai APGAR scors
5) Perhatikan teknik septic dan antiseptic
6) Tingkatkan rasa nyaman, bila nyeri lakukan :
- Kompres dingin/hangat
- Teknik bernafas
- Stimulasi dengan memijat perut ibu

3. Kalla III
Fase keluarnya plasenta pada primipara : ½ jam dan pada multipara ¼ jam
• Penatalaksanaan kalla III
1. Observasi tanda-tanda lepasnya plasenta
- Timbulnya kontraksi uterus
- Fundus membundar
- Tali pusat menjulur
- Terlihat masa di introitus
- Perdarahan sekonyong-konyong
2. Menentukan lepasnya plasenta
3. Menilai cara lahirnya plasenta
- Cara Duncan : Plasenta lepas dari pinggir, perdarahan sedikit
- Cara Sechulze : Plasenta lepas dari tangan, perdarahan sekonyong-konyong
4. Menentukan kelengkapan plasenta
- Jumlah kortiledon 16-22
- Tebalnya 2-3 cm
- Beratnya 550-600 cm
- Panjang tali pusat 55 – 60 cm
- Diameter 14 – 16
- Insersi tali pusat
- Arteri 2 dan Vena 1
- Periksa pinggir plasenta ada robekan atau tidak

5. Observasi jalan lahir
6. Monitoring kontraksi uterus
7. Observasi keadaan umum ibu
8. Penuhi kebutuhan dasar ibu, minum, makan dan rasa nyaman

4. Kalla IV
Fase keluarnya plasenta dimana uterus tidak kontraksi lagi
• Penatalaksanaan
- Observasi jalan lahir, anus terjadi atau tidak
- Monitor tanda-tanda vital, keadaan umum, kontraksi uterus dan respon klien
- Penurunan rasa nyaman: Bersihan ibu, ganti baju, panjang pembalut, atur posisi yang nyaman
- Beri ibu makan dan minum
- Lakukan bonding attacchman

2.5.5 Data Fokus
• Identitas
- Biodata klien atau ibu
- Riwayat kehamilan sebelumnya yang berkaitan dengan antenatal care
- Riwayat persalinan atau kelahiran terdahulu (vakum, forceps, induksi oksitosin), BBLR, BBL besar
- Riwayat post partum : Perdarahan, hipertensi akibat kehamilan
- Riwayat penyakit yang diderita : sulit bernafas, hipertensi, kelainan jantung
- Riwayat kesehatan keluarga : Gameli, molahidatidosa
- Riwayat kehamilan sekarang : ANC, keluhan
 HPHT untuk menentukan taksiran partus :
Ø
Siklus 28 hari : tanggal (+7), bulan (-3), tahun (+1)
Siklus 35 hari : tanggal (+ 7 ), bulan (-3), tahun (+1)
 Sejak kapan ibu merasa mulas
Ø
 Apakah sudah teratur
Ø
 Kapan terakhir makan
Ø
 Kapan terakhir BAB atau BAK
Ø

• Pemeriksaan fisik
- Abdomen
a. Tinggi fundus uteri dengan pemeriksaan Leopold I, jika > 40 cm kemungkinan kehamilan kembar, poli hidramnion atau makrosamia
b. Posisi, letak, presentasi dan turunnya kepala janin dengan leopold II, III, IV
c. Pemeriksaan untuk menilai turunnya kepala janin : Station
- 5/5 : seluruh kepala janin dapat diraba dengan 5 jari
- 4/4, 3/5, 2/5, 1/5, 0

d. Kontraksi uterus
- Fase laten 1 kalla setiap 10 menit
- Fase aktif < 20 detik (lemah), 20-40 detik (sedang), > 40 detik (kuat)

e. DJJ normal: 120-140x/menit
2.5.6 Diagnosa 1. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan krisis situasi, transmisi interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi • Kriteria - Ekspresi tenang, secara verbal mengatakan cemas berkurang • Intervensi - Berikan dukungan professional sesuai kebutuhan klien - Orientasikan klien pada lingkungan, stak dan prosedur, berikan informasi tentang perubahan psikologis dan fisiologis - Kaji dan pantau kontraksi uterus - Anjurkan klien mengungkapkan perasaan, masalah dan rasa takut - Dokumentasikan metode persalinan dan relaksasi, berikan kenyamanan - Tingkatkan privacy dan penghargaan - Berikan kesempatan klien untuk bertanya 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang, peningkatan pengeluaran • Kriteria - Tanda dehidrasi tidak ada - Tanda-tanda vital stabil - DJJ stabil • Intervensi - Pantau intake dan output, perhatikan BJ urine - Anjurkan klien mengosongkan kandung kemih setiap 2-3 jam - Pantau produksi mucus, jumlah air mata dan turgor kulit - Berikan cairan pengganti - Berikan perawatan mulut - Pertimbangkan cairan parenteral - Pantau hemotoksit 3. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang mengingat, kesalahan interpretasi informasi • Kriteria - Klien berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan - Klien mengungkapkan pemahaman • Intervensi - Informasi tentang prosedur dan kemajuan persalinan - Diskusikan pilihan perawatan selama proses - Dokumentasikan teknik pernafasan atau relaksasi dengan tepat (caldiyro garcio, semi fowler, klasik) - Tinjau ulang aktivitas yang tepat dan tindakan pencegahan injury