Jumat, 29 Oktober 2010

PENGARUH KESEHATAN TERHADAP IBADAH


PENGARUH KESEHATAN TERHADAP IBADAH
Manusia terdiri dari 2 unsur yang terdiri atas jasmani dan rohani, kedua unsur tersebut saling terkait, saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Dikarenakan apabila salah satu unsur ada yang terganggu maka keseimbangan didalam kehidupan akan terganggu juga.
Di dalam kegiatan sehari-hari manusia sehari-hari manusia sering kali dihadapkan berbagai macam masalah dari hal yang paling kecil sampai yang paling besar, dari yang simple sampai yang paling rumit dan kompleks. Yang bisa menyebabkan atau menimbulkan sebab-sebab gangguan kejiwaan, oleh karena itu banyak media-media sebagai sarana solusi untuk mengatasi masalah-masalah dalam kejiwaan. Macam-macam media yang berkembang saat ini, antara lain: Psikologi, terapi kejiwaan, yoga, dll.
Secara psikis, ibadah sangat cocok sebagai mediator dalam merileksasikan dan menentramkan kejiwaan. Definisi ibadah menurut pengamatan saya yang dilihat dari segi riilnya, ibadah yaitu sebagai kegiatan-kegiatan kerohanian yang dilakukan oleh umat islam maupun umat beragama lainnya untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Tapi pada kenyataannya walaupun ibadah terkesan hanya untuk mendapatkan pahala atau untuk sekedar menjalankan kewajiban sebagai umat beragama. Tetapi disisi lain saya melihat umat beragama yang beribadah hanya sebagai sarana rileksasi, dikarenakan dalam ibadah bisa mengembalikan pikiran dan stamina yang sudah terpakai karena kegiatan rutinitas sehari-hari, sehingga pikiran menjadi normal kembali dan hati menjadi tenang, serta membuat manusia lebih bersemangat menjalankan kegiataan rutinitas sehari-hari.
Karena ini pelajaran tentang masail fiqh, jadi saya mengambil dua sample ibadah sebagai sarana kesehatan dari ajaran agama Islam, yaitu shalat dan puasa. walaupun masih banyak Ibadah-ibadah yang lain yang bisa dijadikan sebagai pembahasan.
SHALAT
Salat memang merupakan bagian dari perintah Allah kepada orang-orang yang beriman. Dengan mengingat Allah, kita pun membuka jalan untuk keluar dari segenap persoalan atau masalah yang kita hadapi. Allah adalah Sang Maha Penolong. Segala sesuatu adalah mudah bagi-Nya. Kita sendiri adalah dalam kekuasaan-Nya dan akan berpulang kepada-Nya. Dengan mengingat Allah dalam salat, kita menyadarkan diri kembali akan ’fakta-fakta’ ini; kita menyadarkan diri kembali akan kebesaran Allah, sehingga kita melihat segenap masalah yang kita hadapi adalah kecil dan mudah di hadapan Allah. (Ingat, dalam salat, kita mengulang-ulang ucapan Allâhu akbar, yang berarti: Allah Mahabesar; segala sesuatu yang ada di dunia ini kecil, dan Allahlah Yang Besar). Oleh karena itu, menjalankan salat sebenarnya juga berarti membuka jalan bagi datangnya pertolongan.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan kesabaran dan salat. (al-Baqarah [2]: 45; lihat pula ayat 153).
Salat dengan demikian menjadikan muslim lebih siap menghadapi hidup dan problematikanya dibanding sebelumnya. Kesiapan ini terwujud salah satunya karena aktivitas mengingat Allah itu membuat hati kita tenteram.
أَلاَبِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram. (al-Ra‘d [13]: 28).
Pada sisi lain, ketenteraman hati ini sangatlah bermanfaat bagi kesehatan psikis kita. Berbagai penyakit mental orang zaman sekarang acap kali adalah dampak dari hilangnya perasaan tenteram di hati mereka. Melalui salat, ketenteraman ini bisa kita peroleh. Wajar bila para pakar ilmu jiwa berhasil menunjukkan berbagai pengaruh positif aktivitas menjalankan salat terhadap kesehatan mental pelakunya.
Kesehatan psikis telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik. Ini berarti aktivitas salat juga akan berdampak secara tidak langsung pada kesehatan tubuh kita. Akan tetapi, para pakar kesehatan pun telah menunjukkan bahwa salat (terutama gerakan-gerakan salat) memiliki pengaruh-langsung yang nyata pada kesehatan jasmani. Dengan demikian, salat itu menyehatkan—tidak saja bagi kondisi kejiwaan, namun pula bagi kondisi badan. Kesehatan raga dan jiwa yang seimbang tentu akan memudahkan orang untuk menghindari perbuatan-melanggar-batas dan kemungkaran (sehingga salat memang benar mencegah orang dari fakhsyâ’ dan munkar [sesuai surah al-‘Ankabût ayat 45]).
PUASA
Menjalankan ibadah puasa adalah sebuah kewajiban bagi umat muslim, namun jika dilihat dari sisi kesehatan dibalik nilai ibadah yang dijalankan sebulan penuh tiap tahun ini, juga tersimpan banyak manfaat. Kesehatan merupakan nikmat yang tidak dapat dinilai dengan harta benda. Untuk menjaga kesehatan, tubuh perlu diberikan kesempatan untuk istirahat. Puasa, yang mensyaratkan pelakunya untuk tidak makan, minum, dan melakukan perbuatan-perbuatan lain yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani pelakunya.
Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi, belum tentu baik untuk kesehatan seseorang. Kelebihan gizi atau overnutrition mengakibatkan kegemukan yang dapat menimbulkan penyakit degeneratif seperti kolesterol dan trigliserida tinggi, jantung koroner, kencing manis (diabetes mellitus), dan lain-lain.
Pengaruh puasa terhadap kesehatan jasmani meliputi berbagai aspek kesehatan, diantaranya yaitu:
1. Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan. Pada hari-hari ketika tidak sedang berpuasa, alat pencernaan di dalam tubuh bekerja keras, oleh karena itu sudah sepantasnya alat pencernaan diberi kesempatan untuk istirahat.
2. Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi). Dengan puasa, berarti membatasi kalori yang masuk dalam tubuh kita sehingga menghasilkan enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang bersifat racun dan karsinogen dan mengeluarkannya dari dalam tubuh.
3. Menambah jumlah sel darah putih. Sel darah putih berfungsi untuk menangkal serangan penyakit sehingga dengan penambahan sel darah putih secara otomatis dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
4. Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh.
5. Memperbaiki fungsi hormon, meremajakan sel-sel tubuh.
6. Meningkatkan fungsi organ tubuh.
Kesimpulan :
1.  Dalam melakukan Ibadah banyak hikmah yang kita ambil manfaatnya bagi kesehatan kita.
2. ibadah bukan hanya semata-semata untuk Allah atau sekedar mendapatkan pahala, tetapi Ibadah bisa sebagai mediator dalam kesehatan.
3.             Percayalah yang kita lakukan adalah ikhlas dengan setulus hati dan tanpa ada paksaan didalam hati ketika beribadah, dikarenakan apabila kita menjalankan suatu Ibadah dengan adanya paksaan, kita tidak akan merasakan hasil atau dampak dari Ibadah iru sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar